Selasa, 21 Januari 2025 02:57 WIB

Menyambut Berkah Bulan Rajab, Inilah Amalan, Pahala, dan Makna Sejarah


  • Selasa, 31 Desember 2024 18:03 WIB

NAHDLIYIN.COM, Jakarta – Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dalam agama Islam. Rasulullah SAW menyampaikan bahwa Rajab adalah bulan yang dimiliki oleh Allah SWT, sementara Sya’ban adalah bulan beliau, dan Ramadhan adalah bulan umat Nabi Muhammad SAW.

Ketika memasuki bulan Rajab, banyak umat Islam yang mempersiapkan diri untuk melaksanakan berbagai amaliah ibadah. Lebih dari sekadar menjalankannya, mereka juga kembali mengingat dan mempelajari tata cara serta hukum-hukum ibadah yang terkait dengan bulan Rajab. Kehadiran bulan ini sering kali diartikan sebagai persiapan untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Berikut beberapa amaliah ibadah dan hal-hal lain yang yang sering dibicarakan seiring dengan masuknya bulan Rajab.

1. Doa Memasuki Bulan Rajab

Sebagai bulan mulia, Rasulullah SAW telah memberi contoh untuk banyak-banyak membaca doa. Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkâr yang diterbitkan Darul Hadits, Kairo, Mesir menyebutkan bahwa doa yang dibaca Rasulullah saat memasuki bulan Rajab adalah:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.  

2. Puasa Rajab

Puasa di bulan Rajab merupakan ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Pasalnya, kita dianjurkan berpuasa sunah pada bulan-bulan agung menurut agama sebagai keterangan Syekh Nawawi Banten dalam kitab Nihayatuz Zain.  Saat melaksanakan puasa Rajab, di malam harinya kita bisa melafalkan niat puasa Rajab sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى

Artinya: Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah SWT.

Orang yang ingin berpuasa sunah Rajab di siang hari tetapi tidak sempat melafalkan niat dan berniat puasa di malam harinya boleh menyusul pelafalan niat dan memasang niat sunah puasa Rajab seketika itu juga.  Memang untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Berikut ini lafal niat puasa sunah Rajab di siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى

Artinya: Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT.

Terkait waktunya, puasa Rajab dapat dilakukan beberapa hari. Sedangkan harinya tidak ditentukan. Meskipun demikian, kita dapat berpuasa Rajab dengan memakai ketentuan hari-hari utama pada setiap bulan atau setiap pekan.

3. Shalat Rajab

Dalam kitab Ihya Ulumiddin, Imam al-Ghazali berpendapat bahwa shalat sunah mutlak di bulan Rajab adalah mustahabbah (sunah). Shalat sunah mutlak ini biasa dilakukan oleh orang salih pada masanya. Imam Ghazali menjelaskan bahwa seseorang yang berpuasa di hari Kamis dalam bulan Rajab, kemudian melakukan shalat sunah sebanyak dua belas rakaat di antara waktu shalat isya dan sepertiga malam, maka permohonannya akan dikabulkan.

Adapun tata cara melakukan shalat 12 rakaat itu seperti shalat sunah pada umumnya, yaitu dilakukan dengan shalat 2 rakaat dengan 1 kali salam. Bila shalat 12 rakaat berarti terdapat 6 kali salam. Setiap rakaat setelah membaca surat Al-Fatihah, disunahkan membaca surat Al-Qadar sebanyak 3 kali dan Al-Ikhlas sebanyak 12 kali.

Setelah selesai shalat, kita dianjurkan membaca shalawat sebanyak 70 kali. Shalawat yang dibaca adalah: Allahumma shalli ‘ala Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘ala alihi. Setelah membaca shalawat, kita dianjurkan sujud dengan membaca: Subbuhun quddusun rabbul malaikati war ruh sebanyak 70 kali. Setelah selesai sujud, duduklah sejenak dengan membaca: Rabbighfir warham wa tajawaz ‘amma ta’lam innaka antal a’azzul akram sebanyak 70 kali. Setelah itu, kembali sujud dengan membaca: Subbuhun quddusun rabbul malaikati war ruh sebanyak 70 kali.

Setelah selesai, mohonlah kepada Allah SWT atas hajat yang diinginkan.

4. Isra’ Mi’raj

Di antara peristiwa monumental dalam sejarah Islam adalah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Isra’ Mi’raj merupakan sebuah perjalanan luar biasa yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW bersama malaikat Jibril. Perjalanan dimulai dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsha di Palestina, yang dikenal sebagai Isra’. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan ke Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah SWT dalam peristiwa yang disebut Mi’raj. Peristiwa ini terjadi pada malam Jumat pertama bulan Rajab, yang juga menjadi malam penuh kesedihan bagi Nabi Muhammad SAW. Pada malam tersebut, beliau merasa sangat sedih karena kehilangan dua sosok penting dalam hidupnya, yakni pamannya, Abu Talib, yang telah meninggal dunia, serta istrinya yang tercinta, Khadijah, yang juga telah wafat.

Isra’ Mi’raj adalah peristiwa yang sangat mulia dalam sejarah Islam, dan memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Islam. Salah satu hasil penting dari peristiwa ini adalah kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat lima waktu, yang merupakan perintah langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW selama pertemuannya di Sidratil Muntaha. Oleh karena itu, peringatan Isra’ Mi’raj menjadi sangat penting, bukan hanya sebagai sebuah momen untuk mengenang perjalanan luar biasa tersebut, tetapi juga sebagai pengingat bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah, terutama dalam menjalankan shalat lima waktu dengan penuh kesungguhan dan ketulusan. Peristiwa ini mengajarkan umat Islam tentang pentingnya kedekatan dengan Allah dan konsistensi dalam beribadah, yang merupakan inti dari kehidupan spiritual seorang Muslim.

5. Bersedekah

Bulan Rajab menyimpan nilai-nilai luhur yang dapat diraih oleh siapa saja yang berniat sungguh-sungguh untuk memperolehnya. Bulan ini merupakan kesempatan untuk meraih rahmat Allah tanpa adanya bala, memperoleh kemurahan-Nya, dan mendapatkan kebaikan-Nya yang tak akan pernah habis. Salah satu tokoh besar dalam dunia tasawuf, Sulthanul Auliya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, menjelaskan dalam kitabnya Al-Ghunyah bahwa kata "Rajab" terdiri dari tiga huruf, yaitu ra’, jim, dan ba’. Setiap huruf ini memiliki makna mendalam: huruf ra’ melambangkan rahmatullah (rahmat Allah), huruf jim mengandung nilai juudullah (kedermawanan Allah), dan huruf ba’ mencerminkan birrullah (kebaikan atau kebajikan Allah).

Bagi umat Islam yang bersedekah di bulan Rajab, mereka akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya: "Barang siapa bersedekah di bulan Rajab, maka Allah SWT akan menjauhkannya dari api neraka sejauh jarak yang ditempuh oleh burung gagak yang terbang bebas dari sarangnya hingga mati karena tua." Hadis ini mengandung makna bahwa sedekah di bulan Rajab memberikan perlindungan yang sangat besar dari siksa api neraka, dan pahala bagi yang melakukannya akan sangat besar. Menurut sebagian pendapat, umur burung gagak dapat mencapai sekitar 500 tahun, yang menandakan betapa panjang dan besar jarak perlindungan yang diberikan oleh Allah bagi mereka yang bersedekah di bulan yang penuh berkah ini.

Dengan demikian, bulan Rajab adalah kesempatan emas bagi umat Islam untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah, dan meningkatkan amalan-amalan baik, terutama melalui sedekah dan perbuatan yang mendatangkan rahmat serta keberkahan dari Allah SWT.



ARTIKEL TERKAIT