- 20 Januari 2025
NAHDLIYIN.COM, Sukabumi – Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Sukabumi secara rutin melaksanakan pembukaan kotak Koin NU secara serentak dari seluruh UPZIS di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan ini dilakukan setiap bulan sekali.
Sepanjang periode Januari hingga Desember 2024, total akumulasi perolehan Koin NU Kabupaten Sukabumi mencapai Rp801.718.012. Selain itu, total perolehan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) selama tahun 2024 tercatat sebesar Rp5.905.601.612.
Menanggapi capaian tersebut, Sekretaris LAZISNU Kabupaten Sukabumi, Ahmad Sodikin, menjelaskan bahwa program Koin NU adalah wujud nyata dari kemandirian Nahdlatul Ulama. Ia juga mengungkapkan bahwa program ini dijalankan oleh petugas, baik dari struktur organisasi maupun tokoh kultural, di berbagai tingkatan LAZISNU di Kabupaten Sukabumi.
"Sasaran ini adalah warga NU," jelasnya sebagimana dilansir NU Online Jabar pada Rabu (25/12/2024) lalu.
Ahmad Sodikin juga menuturkan, hal tersebut untuk menggerakkan warga NU secara kolektif untuk menggapai kemandirian.
"Kegiatan ini bersifat edukasi memberikan contoh langsung. Gerakan ini langsung dicontohkan Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Sukabumi KH Muhammad Anshori Fudholi, yang memberikan contoh kepada kita semua bagaimana caranya menghidupkan dan menjalankan program Koin NU ini," ujarnya.
Menurutnya, Koin NU yang terhimpun ini akan disalurkan untuk berbagai program diantaranya kesehatan, kematian, pengadaan lampu dan pembayaran listrik masjid dan mushala.
Adapun realisasi dari Koin NU Sukabumi 2024 antara lain: Pertama, terkait pelaksanaan program kesehatan, UPZISNU di Kabupaten Sukabumi bekerjasama dengan klinik setempat. Masyarakat yang mengikuti program Koin NU ini bisa berobat ke klinik tadi dengan membawa sebuah kartu.
"UPZIS setempat mempunyai data warga yang berobat setiap bulan ke dokter tersebut. Nanti setiap bulan diklaim pembayarannya di dokter (klinik) tersebut," jelasnya.
Kedua, lanjutnya, terkait dengan kematian. Pihaknya memberikan layanan mulai dari penggalian kubur, hingga kain kafan dan pengajian selama tujuh hari dibiayai oleh LAZISNU.
"Biasanya kami mengeluarkan biaya per satu orang (yang menunggal) sekitar Rp2 jutaan. Itu yang besar di biaya pengajian satu minggu, karena kami membentuk tim dan ustadz pengajian. Ada tujuh orang. Tujuh orang itu dibiayai kami selama satu Minggu itu, sampai khatam Al-Qur'an," ungkapnya.
Ketiga, sambungnya, yakni program lampuniasi. Ahmad Sodikin menyebut, program ini untuk menerangi kawasan yang gelap dan sudah berjalan cukup lama di berbagai kecamatan, di antaranya Kecamatan Cicurug, Cidahu, Parakansalak, Cibadak dan Cisaat.
"Keempat adalah pembayaran listrik masjid atau mushala, itu pembayarannya setiap bulan. Yang sudah berjalan di 5 kecamatan di atas. Itu pentasarufan Koin NU ini," lanjutnya.
Pria yang akrab disapa Aceng ini berharap program tersebut bisa terus berjalan dan semakin berkembang. Serta mendapat dukungan dari warga NU. "Itu harapan kami terkait program Koin NU ini," tandasnya.