Jum'at, 28 Maret 2025 23:21 WIB

Menjaga Warisan Ulama, Tiga Gagasan Pendiri NU yang Harus Diperjuangkan


  • Senin, 17 Februari 2025 17:55 WIB

NAHDLIYIN.COM, Cirebon – Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozie, menegaskan bahwa ada tiga gagasan utama dari para pendiri NU yang harus terus diperjuangkan oleh para Nahdliyin. Upaya ini menjadi bagian dari ikhtiar dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan NU sebagai organisasi yang berperan besar dalam kehidupan keagamaan dan kebangsaan di Indonesia.

1. Ri'ayatuddin: Menjaga Agama dan Tradisi Keislaman

Gagasan pertama yang ditekankan adalah Ri'ayatuddin, yaitu menjaga agama. Prinsip ini menuntut para Nahdliyin untuk melestarikan pemahaman dan amaliah Islam yang telah berkembang di masyarakat Indonesia serta memastikan ajaran-ajaran yang menyimpang dari syariat tidak berkembang.

"Prinsip ini adalah amanah bagi kita semua untuk menjaga agama, baik dalam pemahaman maupun dalam praktik keseharian masyarakat. Ini adalah tanggung jawab besar yang harus terus dipegang teguh oleh warga NU," ujar Kiai Aziz saat memberikan sambutan dalam acara Resepsi Hari Lahir (Harlah) Ke-102 NU di Lapangan Sepak Bola Desa Pasuruan, Kecamatan Pabedilan, pada Ahad (6/2/2025).

Menurutnya, NU telah menjalankan tugas ini dengan baik, salah satunya melalui penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang keagamaan. Oleh karena itu, dalam setiap struktur kepengurusan NU di tingkat ranting hingga cabang, pasti selalu ada ulama yang berperan aktif dalam membimbing umat.

2. Siasatuddunya (Ri'ayatulummah): Berkontribusi dalam Pembangunan dan Kemaslahatan Umat

Gagasan kedua adalah Siasatuddunya atau Ri'ayatulummah, yaitu prinsip keterlibatan dalam pembangunan dan kemaslahatan umat. Kiai Aziz menegaskan bahwa prinsip ini bisa diterapkan dengan mendukung berbagai program pemerintah, terutama yang memiliki orientasi pada kemaslahatan masyarakat.

"Setiap program yang bertujuan untuk kebaikan bersama harus didukung. Jika kita tidak mau berkontribusi dalam pembangunan, baik di tingkat desa maupun nasional, maka bisa jadi masyarakat juga akan mengalami kesulitan dalam berkembang," jelasnya.

Sebagai Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin, Cirebon, Kiai Aziz juga mengajak seluruh warga NU untuk terus berkhidmah, tidak hanya kepada organisasi (jam'iyah), tetapi juga kepada bangsa dan negara.

"NU hadir bukan hanya untuk warganya saja, tetapi juga untuk kepentingan nasional. Inilah bentuk pengabdian kita dalam menjaga kemaslahatan umat," tambahnya.

3. Ri'ayatuddaulah: Menjaga Keutuhan Negara

Gagasan ketiga adalah Ri'ayatuddaulah, yaitu kewajiban untuk menjaga keutuhan negara. Kiai Aziz menegaskan bahwa tanggung jawab untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan Indonesia adalah tugas bersama seluruh warga NU dan seluruh elemen bangsa.

"Prinsip ini bukan hanya amanah bagi NU, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Kita harus berperan aktif dalam menjaga persatuan dan mencegah perpecahan," tandasnya.

Dengan terus mengamalkan ketiga gagasan ini, NU diharapkan tetap menjadi pilar utama dalam menjaga keislaman yang moderat, berkontribusi dalam pembangunan, dan memperkuat persatuan bangsa. Semangat ini harus terus diwariskan kepada generasi mendatang agar perjuangan para pendiri NU tetap lestari sepanjang masa.



ARTIKEL TERKAIT