Jum'at, 20 Juni 2025 02:48 WIB

Jangan Ada yang Terlupakan, Pergunu Soroti Penulisan Ulang Sejarah Indonesia


  • Selasa, 27 Mei 2025 18:09 WIB

NAHDLIYIN.COM, Jakarta – Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) menyambut positif gagasan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia terkait Penulisan Sejarah Nasional Indonesia (SNI). Wakil Ketua Umum PP Pergunu, Achmad Zuhri, menilai inisiatif ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat identitas nasional dan merawat memori kolektif bangsa.

"Secara prinsip, Pergunu mendukung penuh gagasan penulisan Sejarah Nasional Indonesia. Sudah seharusnya setiap warga negara memiliki akses terhadap narasi sejarah bangsanya sendiri. Namun demikian, proses ini harus menyeluruh dan inklusif, melibatkan seluruh pemangku kepentingan sejarah," ujar Zuhri, Senin (26/5/2025).

Ia menegaskan bahwa tak boleh ada bagian sejarah yang dihilangkan—baik yang manis maupun getir, baik yang berasal dari kalangan penguasa maupun dari kelompok-kelompok yang terpinggirkan. "Sejarah adalah cermin dari dinamika sosial-politik yang kompleks, dan sering kali merupakan arena pertarungan narasi antara mereka yang dominan dan yang disisihkan," tambahnya.

Zuhri juga menekankan pentingnya pendekatan yang kontekstual dalam penyajian sejarah kepada generasi muda. "Penulisan sejarah harus menggunakan bahasa dan media yang relevan dengan era digital sekarang. Kita butuh pendekatan yang inovatif agar anak-anak dan remaja tertarik, terlibat, dan memahami sejarah sebagai bagian dari identitas diri dan karakter kebangsaan."

Lebih jauh, Zuhri menyoroti pentingnya menempatkan kontribusi kaum santri dan ulama dalam narasi sejarah nasional. Menurutnya, tidak mungkin membangun sejarah Indonesia yang utuh tanpa mengakui peran penting umat Islam dan pesantren dalam perjuangan kemerdekaan serta pembangunan bangsa.

"Penulisan Sejarah Nasional harus membuka ruang seluas-luasnya untuk masukan para sejarawan. Pendekatan akademik yang objektif dan relevan sangat diperlukan agar narasi sejarah kita tidak menjadi alat kepentingan politik sesaat," tegasnya.

Di akhir pernyataannya, Pergunu menyatakan kesiapan untuk terlibat aktif dalam proses ini. Zuhri memastikan bahwa Pergunu akan mengerahkan sumber daya guru, akademisi, dan jejaring pesantren untuk mendukung gerakan literasi sejarah nasional yang inklusif, adil, dan berorientasi pada kebenaran.

"Sejarah bukan hanya catatan masa lalu, tetapi juga pondasi masa depan. Mari kita tulis sejarah Indonesia dengan jujur, berimbang, dan berpihak pada nilai-nilai keadilan," pungkasnya.



ARTIKEL TERKAIT