Jum'at, 20 Juni 2025 03:10 WIB

NU Blora Pelopori Pertanian Organik Ramah Lingkungan di Jawa Tengah


  • Rabu, 04 Juni 2025 18:07 WIB

NAHDLIYIN.COM, Blora – Nahdlatul Ulama kembali menunjukkan kiprahnya dalam bidang pembangunan berkelanjutan. Melalui sinergi antara Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Blora, Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU), dan Pemerintah Kabupaten Blora, panen raya padi organik digelar di Desa Sonokidul, Kecamatan Kunduran, Senin (2/6/2025).

Panen raya ini bukan sekadar seremoni pertanian, melainkan menjadi simbol kuat ijtihad ekologis NU dalam mewujudkan pertanian yang rahmatan lil alamin, menguntungkan manusia sekaligus menjaga kelestarian alam.

Ketua PCNU Blora, Muhammad Fatah, menegaskan komitmen NU dalam mengawal pertanian organik sebagai jalan tengah antara produktivitas dan keberlanjutan.

“PCNU Blora bersama LPPNU dan para kader petani Nahdliyin siap mendukung Blora menjadi kabupaten pelopor pertanian organik nasional,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pertanian organik bukan hanya soal produksi pangan, tetapi juga bentuk tanggung jawab terhadap tanah, air, dan lingkungan.

“Ini adalah bagian dari ijtihad NU untuk membumikan pertanian yang membawa berkah bagi semesta,” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Blora Arief Rohman mendukung penuh inisiatif NU. Ia menekankan pentingnya kaderisasi dan pelatihan yang merata.

“Saya minta LPPNU menggerakkan satu ranting satu kader. Dengan begitu, akan lahir 300 petani organik NU yang siap menyebarluaskan metode ini di seluruh pelosok desa,” kata Bupati.

Pemkab Blora juga mengusulkan setiap desa menyediakan lahan bengkok satu hektare sebagai lahan uji coba, dengan harapan satu desa satu kawasan organik. Pemerintah daerah telah menjalin kerja sama dengan diaspora dan berbagai pihak untuk mendukung sertifikasi serta pemasaran produk.

Panen raya ini juga menjadi panggung inspiratif bagi petani lokal. Marsono Dwi, petani organik binaan NU, mengaku berhasil menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan hasil panen.

“Dulu saya pakai pupuk kimia, mahal dan hasil tak menentu. Sekarang pakai pupuk organik, panen bisa 6,3 ton. Lebih sehat, lebih untung,” ungkapnya.

Marsono berharap gerakan ini menjadi awal kebangkitan pertanian ramah lingkungan di Blora dan menjadi inspirasi bagi daerah lain.

“Inilah pertanian yang menyejahterakan petani dan menjaga bumi,” pungkasnya.

Dengan gerakan ini, NU Blora membuktikan bahwa Islam dan ekologi dapat berjalan beriringan membangun masyarakat serta menyehatkan bumi.



ARTIKEL TERKAIT