Kamis, 16 Mei 2024 00:51 WIB

Mbah Wahab Istikharah di Kabah Bangun Jamiyah Shalawat ISHARI


  • Senin, 13 Februari 2023 22:38 WIB

NAHDLIYIN.COM, Jakarta - ISHARI (Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia) adalah Jamiyah shalawat yang didirikan oleh Abdurrahim dari Pasuruan yang berkantor pusat di Surabaya. Dahulu, jamaah ini beranggotakan ribuan orang bernama Jamaah Terbang Abdurrohim.

Awalnya jama’ah terbang Abdurrohim ini berkumpul dipersatukan dalam amaliyah Thariqah Mahabbaturrasul dengan mensenandungkan maulid syaraful anam dan syair-syair Diwan Hadrah.  

Seiring pesatnya pertumbuhan jamiyah ini, pada tahun 1959  K.H. Wahab Hasdullah menginisiasi sebuah wadah organisasi bersama tokoh-tokoh lainnya, disepakati nama ISHARI. Penggunaan kata REPUBLIK dalam kata ISHARI  dimaksudkan untuk membentengi agar jamiyah ISHARI tidak disusupi gerakan kaum komunis.

Dalam catatan sejarah ketika nama ISHARI tersebut dideklarasikan  K.H Abdullah Wahab sudah wafat (almarhum) lalu digantikan oleh putra beliau(K.H Abdurrahim) yang bernama K.H Muhammad bin Abdurrahim.  

Tidak hanya itu dalam penjelasan A Nuaim Abud, Sekretaris Pengurus Wilayah Ishari Jawa Timur, bahwa KH Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab sampai beristikharah nama Ishari di depan Ka'bah, dengan melemparkan alat musik terbang di dekat Ka'bah.

Menurut Nuaim, nama tersebut diistikharai oleh Mbah Wahab hingga ke Makkah. Di Tanah Suci, salah satu pendiri NU itu beristikharah sambil membawa terbang dan pada saat berdoa melemparkan terbang ke depan Ka'bah.

"Gusti, kulo badhe dhmel jam'iyah shalawat namanya Ishari, kalau jenegan ridla terbang ini jenengan unekno teng dukure Ka'bah, dan seketika itu terbang bunyi di atas Ka'bah (Ya Allah saya mau membuat jam'iyah shalawat namanya Ishari, jika Engkau menyetujui, bunyikan suara terbang di atasnya Ka'bah)," cerita Nuaim proses penamaan Ishari oleh Mbah Wahab di Makkah, sebagaimana dilansir jatim.nu.or.id 

Dia menjelaskan, ada tiga amalan di Ishari, yaitu shalawat, pukulan terbang, dan roddad. "Filosofi pukulan terbang Ishari ada dua, yakni hu dan Allah. Pada pukulan yahum atau ya-hu-wa,  filosofinya adalah mengucapkan kalimat Lailaaha illallah,"

Bahkan, gerakan tarian roddadnya dengan anggukan kepala dan gerakan badannya telah baku yang mengilustrasikan penulisan lafadh Allah Jalalah maupun gerakan tarian tangan yang mengilustrasikan penulisan lafadz Muhammad.

Sholawat hadrah ISHARI memang tidak terlalu populer seperti Sholawat Albanjari atau semenarik Tari Saman Aceh, yang juga sama-sama tarian yang diiringi selawat pujian pada Nabi. Namun, selawat Hadrah ISHARI adalah sakral yang tidak bisa dimodifikasi dengan tambahan unsur entertainment.

Dalam munas pertama di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa timur. Pada tahun 1959, disepakat kata Republik dalam ISHARI dihapuskan, menjadi (Ikatan Seni Hadrah Indonesia) karena pada saat itu ISHARI bertumbuh pesat bukan hanya di Jawa Timur. Tetepi hingga luar pulau jawa.

Pada tahun 1961, atas usulan ulama dan masyahi serta atas perintah K.H Wahab Hasbullah, Rais PBNU saat itu mengusulkan bahwa ISHARI menjadi badan otonom Nahdatul Ulama (NU), pada saat itu jamiyah ISHARI menjadi terstruktur dengan jelas serta kepengurusan berjenjang mulai dari pusat, wilayah, cabang, anak cabang, ranting, serta anak ranting.

Majelis dalam ISHARI sendiri ada dua yaitu Majelis Hadi dan Tanfidiyah. Dalam perjalanannya ISHARI banyak mendapatkan cobaan. Bahkan pada awal perubahan, nama dari jamiyah hadrah ke ISHARI penuh dengan pergolakan yang nyaris menimbulkan perpecahan bahkan pada tahun 1959-1966 kegiatan ini terpecah menjadi dua.

Begitu juga dengan organisasi di Nahdatul Ulama (NU). keberadaan ISHARI ini tak lepas dari perubahan pada muktamar NU ke-30 tahun 1999 di Lirboyo. Saat itu ISHARI masuk ke pembinaan LSBNU. Pada muktamar NU ke-31 tahun2004 di Boyolali, ISHARI di pindah menjadi organisasi di bawah binaan lembaga jamiyah akhirtariqah almutabarrah annadiyah dan muktamar NU ke-32 di makassar kalimar ISHARI justru lenyap dari AD/ART. Hingga pada muktamar ke-33 di Jombang, ISHARI secara resmi kembali lagi ke Badan otonom NU.



ARTIKEL TERKAIT