- 07 November 2024
NAHDLIYIN.COM, Jakarta- Setiap tanggal 14 Februari banyak kaum muda menyebut Valentine's Day atau dipercaya sebagai hari kasih sayang. Kepercayaan ini berawal dari perjuangan St Valentino dalam memperjuangkan sifat-sifat dan hak manusiawi untuk memperoleh pasangan agar saling mencintai antara laki-laki dan perempuan bisa berjalan dengan sangat harmonis dan romantis di tengah bayang-bayang ambisi militer yang dipimpin langsung oleh Kaisar Cladius.
Valentine's Day bagitu berarti bagi mayoritas muda-mudi, khususnya di negara-negara barat, banyak para pasangan yang sedang dilanda asmara dan menjadikan tanggal ini sebagai momentum menyatakan cinta. Sayangnya, aksi-aksi tersebut juga mewabah hingga warga NU, sampai lupa tanggal tersebut nahdliyin memiliki sejarah penting.
Tidak banyak yang menyadari jika 14 Februari adalah Hari Lahir (Harlah) Hadratusy Syekh, sang maha guru. KH. Muhammad Hasyim Asy’ari dilahirkan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 14 Februari 1871. Tanggal tersebut bertepatan dengan Selasa Kliwon, 24 Dzul Qo’dah 1287 H.
Kakek Gus Dur ini wafat di daerah yang sama pada 21 Juli 1947 yang bertepatan dengan 3 Ramadhan 1366 H dalam usia 76 tahun. Sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia, makam Besan KH Bisri Syansuri yang juga pendiri NU ini yang berada di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, diziarahi ribuan orang tiap harinya.
Tidak diragukan lagi, peran Mbah Hasyim penting sekali bagi perkembangan Islam di Nusantara. Ayahanda Menteri Agama fenomenal, KH A Wahid Hasyim, ini mendirikan Pesantren Tebuireng pada 1899 M. Hampir sebagian besar pesantren di Jawa dan Sumatera lahir dari rahim Pesantren Tebuireng. Para kiainya juga pernah menjadi santri Mbah Hasyim.
Selain itu, Hadratusy Syekh juga berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau mengajak para santrinya untuk berjuang melawan penjajah. Menurut Mbah Hasyim, berjuang melawan penjajah hukumnya fardlu ‘ain, wajib bagi setiap kaum muslimin Indonesia.
Hasyim Asy'ari merupakan seorang ulama besar bergelar pahlawan nasional. Ia juga pendiri sekaligus Rais Akbar (pimpinan tertinggi pertama) NU.
Beliau adalah putra dari pasangan KH Asy'ari dengan Nyai Halimah. Ia lahir di Desa Tambakrejo, Kecamatan/Kabupaten Jombang.
Beliau memiliki anak bernama KH A Wahid Hasyim yang merupakan salah satu pahlawan nasional perumus Piagam Jakarta, serta cucunya yakni KH Abdurrahman Wahid Gus Dur yang merupakan Presiden RI keempat dan deklator PKB.