Senin, 19 Mei 2025 05:21 WIB

Abah KH. Akrom Latify Cibeber, Cahaya dari Kota Baja


  • Senin, 05 Mei 2025 17:09 WIB

Oleh : Hamdan Suhaemi, Wakil Ketua PWNU Banten.

NAHDLIYIN.COM, Jakarta – Orang Cilegon hampir semua mengenal KH. Akrom, seorang kiai yang mengasuh pesantren  Cibeber generasi ke 4 sejak pendirinya Syaikh Abdul Latif. Pesantren Cibeber awal didirikan oleh kakeknya Syaikh Abdul Latif yaitu Mbah Said di tahun 1831 M pasca Perang Jawa 1825-1830, karena Mbah Said berasal dari Demak. Pondok Cibeber tempo dulu itu di sebrang jalan dari Pesantren Cibeber sekarang.

Kiai Akrom juga adalah generasi ke 4 sebagai badal mursyid tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah sanad dari Abuya KH. Suhaimi Palas Cilegon. Ketersambungan mata rantai sanad ilmu agama dan tarekat sekaligus.  Suatu pencapaian spiritual yang begitu mumpuni di saat usia menginjak 54 tahun. 

Riwayat Kelahiran 

Akrom lahir di bulan Muharram bertepatan  Oktober tahun 1971 di Cibeber Cilegon dari ibu bernama Hj. Adnah binti H. Abdul Haq dan dari ayah bernama KH. Syafiq bin KH. Muhaimin bin Syaikh Abdul Latif bin Syaikh Ali ( makamnya di Maluku). Sebagai putera Kiai Cibeber, Akrom kecil belajar seperti biasa dalam gembelengan kedua orang tuanya. 

Beliau adalah putera Kiai Syafiq yang ke 4 dari saudara tuanya yang telah meninggal dunia dan menjadi kakak tertua dari adik-adiknya yang kini tumbuh menjadi pengajar di pesantren Cibeber.  

Pendidikan 

Setelah lulus SD di Cibeber, Akrom remaja bersekolah di SMP 1 Cilegon di tahun 1983 hingga lulus pada 1986, dan masuk SMA Negeri 1 Cilegon hingga kemudian lulus di tahun 1989. Pada tahun itu pula 1989, Akrom muda masuk dan berkuliah di kampus IKIP Bandung, kini UPI ( Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung tapi tidak lama hanya beberapa bulan saja. 

Pada tahun 1991, sebagai putera Kiai Cibeber, Akrom muda pergi ke Babakan Ciwaringin Cirebon untuk menuntut ilmu agama di pesantren assalafi. Pesantren yang diasuh oleh anak cucu KH Amin Sepuh, seorang ulama legendaris dari Cirebon, selain dikenal sebagai ulama, beliau juga pendekar yang menguasai berbagai ilmu bela diri dan kanuragan, Beliau juga seorang pakar kitab Kuning sekaligus jagoan perang ( Mudakkir : 2025 ). 

Selama 7 tahun mulai 1991 hingga 1998, Akrom muda dididik dan digembleng oleh para pengasuh pesantren Assalafi Babakan Ciwaringin, Cirebon hingga Akrom muda tumbuh sebagai putera kiai yang alim, soleh dan mumpuni. Di tahun itu 1998 hingga 2002, Akrom melanjutkan rihlah ilmiahnya ke Pesantren Kewagean dibawah asuhan Romo KH. Hanan. 

Pada 2002 ayahnya memanggilnya untuk kembali ke Cibeber, dan diamanatkan untuk mengasuh pesantren Cibeber, mungkin Kiai Syafiq merasa sudah Sepuh, hingga kepengurusan dan bimbingan santri Cibeber harus ada yang melanjutkan. 

Kiprah pada Umat 

Disamping mengajar para santri, Kiai Akrom juga banyak beraktifitas mengajar di beberapa majelis taklim, baik yang ada di wilayah Cilegon, hingga sampai daerah di beberapa kabupaten Serang. Hampir tiap hari banyak yang bersowan ke kiai Akrom ada wali santri, ada tamu umum, ada juga pejabat yang telah dikhususkan.  

Awal debutnya Kiai Akrom berkhidmat di NU itu  belum lama, sejak 2016 lalu, meskipun begitu geneologis Kiai Akrom adalah cicit dari Syaikh Abdul Latif dan Syaikh Latif adalah juga founding father Jami'yyah Nahdlatul Ulama yang harus tersampaikan. 

Kini di tahun 2025 tanggal 28 April bertempat di Hotel Royal Krakatau Cilegon, telah resmi dikukuhkan oleh Katib 'Am PBNU bahwa KH. Akrom Latify ditetapkan sebagai Rois Syuriah PCNU Kota Cilegon. Tentunya telah memasuki wilayah medan hidmat yang dianugerahi  berkah dan karomah. 

Sanad Ilmu dan Tarekat 

Secara keilmuan KH. Akrom Latify mengaji dari orang tuanya yakni KH. Syafiq, lalu sanad ilmu agama diperoleh juga dari kiai-kiai pengasuh pesantren Assalafi Babakan Ciwaringin Cirebon, dan kemudian KH. Akrom selama 3 tahun mengaji pada Romo KH. Hanan di Kewagean. 

Sedangkan tarekat diperoleh dari sanad Caringin, KH. Akrom dari Abah KH. Suhaimi Palas, dan KH. Suhaimi sanadnya dari KH. Sohari, lalu kiai Sohari dari Syaikh Asnawi Caringin, sedangkan Syaikh Asnawi dari Syaikh Abdul Karim Lempuyang dan Syaikh Abdul Karim sanad tarekatnya dari Syaikh Khatib Sambas. 

Figur KH. Akrom di tengah umat IsIam Cilegon seperti cahaya yang terangi gelapnya kota tersebut. Pribadi yang santun, alim, soleh dan baik hati. Pribadinya yang halus, tenang dan berjiwa besar. KH. Akrom juga adalah penerus kharisma Kiai-kiai Cibeber Cilegon seblumnya, dan kini adalah figur hebat dan mencahayani kota Baja. 



ARTIKEL TERKAIT