- 19 Juni 2025
NAHDLIYIN.COM, Jakarta – Pemerintah Kabupaten Murung Raya menyatakan dukungan penuh terhadap peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Murung Raya Heriyus saat menghadiri Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Murung Raya, yang digelar bersamaan dengan Rapat Kerja LPTQ Kabupaten Murung Raya 2025, Selasa (3/6/2025) di Aula Rumah Jabatan Bupati.
Bupati Murung Raya, menegaskan bahwa NU memiliki peran strategis dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan, membumikan moderasi beragama, serta memberdayakan masyarakat di berbagai sektor seperti pendidikan, ekonomi, sosial hingga kesehatan.
“NU telah lama menjadi mitra penting pemerintah dalam menjaga keutuhan NKRI dan membangun bangsa, termasuk di Murung Raya. Kami sangat mengapresiasi kontribusi NU yang nyata dan konsisten,” ujar Heriyus.
Ia berharap, melalui Muskercab ini, NU Murung Raya mampu melahirkan program-program kerja yang inklusif, relevan dengan kebutuhan zaman, serta mampu menjawab tantangan lokal hingga global.
“Musyawarah kerja ini adalah momentum penting untuk merumuskan langkah nyata yang berpijak pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah. Program kerja yang disusun harus konkret, terukur, dan menyentuh kebutuhan umat,” tegasnya.
Bupati juga mendorong agar peran NU terus diperkuat, khususnya melalui lembaga-lembaga keumatan seperti pesantren, madrasah, majelis taklim, serta lembaga sosial dan ekonomi di bawah naungan NU.
“Kami mengajak NU untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam membangun Murung Raya yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan. Pemkab selalu terbuka untuk berdialog dan berkolaborasi dalam semangat gotong royong serta ukhuwah wathaniyah,” tandasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua PWNU Kalimantan Tengah KH. Wahudie F. Dirun, unsur Forkopimda, Ketua DPRD Murung Raya Rumiadi, jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PCNU Murung Raya, pengurus MWCNU se-Murung Raya, perwakilan lembaga dan banom NU, serta pimpinan sejumlah pondok pesantren di wilayah Puruk Cahu dan sekitarnya.