Minggu, 07 Desember 2025 15:52 WIB

Silatnas IV Bu Nyai Nusantara: Merawat Tradisi, Membangun Inovasi Pesantren


  • Senin, 03 November 2025 13:50 WIB

NAHDLIYIN.COM, Bantul – Forum Silaturahmi Nasional (Silatnas) Ke-4 Bu Nyai Nusantara menjadi momentum penting bagi penguatan peran perempuan pesantren dalam menghadapi tantangan zaman. Mengusung tema “Transformasi Pesantren: Merawat Tradisi, Membangun Inovasi,” kegiatan yang digelar di Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Sabtu (1/11/2025) malam itu dihadiri langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf.

Dalam sambutannya, Gus Yahya menegaskan pentingnya forum Bu Nyai sebagai katalisator bagi konsolidasi dunia pesantren di tengah arus perubahan sosial dan teknologi.

“Alhamdulillah, ini ada konsolidasinya ibu nyai. Mudah-mudahan bisa menjadi katalisator untuk konsolidasi dunia pesantren dalam membangun transformasi menuju masyarakat pesantren di masa depan, insyaallah,” ujar Gus Yahya.

Lebih dari sekadar pertemuan, Silatnas Bu Nyai Nusantara juga menjadi ruang penghargaan bagi peran besar para nyai dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Sejak masa awal perjuangan, para nyai telah menanamkan nilai-nilai ilmu dan pengabdian, meski jarang mendapat sorotan publik.

Pada Muktamar NU Menes tahun 1938, dua tokoh perempuan tangguh, Nyai Siti Sarah dan Nyai Djuaesih, tampil berani memperjuangkan hak pendidikan setara bagi perempuan. Dari perjuangan merekalah tumbuh kesadaran bahwa ṭalabul ‘ilm farīḍatun ‘ala al-muslimīn wal-muslimāt menuntut ilmu adalah kewajiban bagi laki-laki dan perempuan.

Kini, semangat itu terus dirawat oleh para nyai di seluruh Nusantara. Tradisi dijaga, inovasi dikembangkan. Pesantren tetap menjadi rumah ilmu dan adab, meski harus beradaptasi dengan perubahan zaman.

Senada dengan hal itu, Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Nyai Ida Rufaida Ali, berharap Silatnas kali ini tidak hanya menjadi ajang temu kangen, tetapi juga memperkuat jejaring dan persaudaraan antarpengasuh pesantren.

“Mudah-mudahan acara ini membawa kesan yang indah dan manfaat yang besar bagi kita semua. Karena Insyaallah, kebersamaan kita dalam dua hari ini bukan sekadar pertemuan biasa, tapi juga bisa menjadi ajang reuni dari berbagai pesantren,” tuturnya.

Dengan semangat merawat tradisi dan membangun inovasi, para nyai kembali meneguhkan peran pesantren sebagai benteng nilai, sumber ilmu, dan motor perubahan menuju masa depan peradaban yang lebih berkeadaban.



ARTIKEL TERKAIT