Senin, 22 Desember 2025 18:26 WIB

Nyai Hj Sinta Nuriyah: NU Harus Kembali Jadi Penggerak Kemaslahatan Rakyat


  • Senin, 22 Desember 2025 12:00 WIB

NAHDLIYIN.COM, Jakarta –  Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, menegaskan pentingnya menghidupkan kembali peran Nahdlatul Ulama sebagai penggerak utama kemaslahatan rakyat melalui kerja-kerja pemberdayaan yang nyata, partisipatif, dan menyentuh kebutuhan umat.

Hal itu disampaikan Nyai Sinta dalam Musyawarah Besar Warga Nahdlatul Ulama (Mubes Warga NU) 2025 yang digelar di Ciganjur, Jakarta Selatan, Ahad (21/12/2025). Ia mengingatkan bahwa NU memiliki rekam jejak panjang dalam kerja-kerja pemberdayaan masyarakat, khususnya pada masa kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

“Saya menyaksikan sendiri bagaimana Gus Dur, saat menjadi Ketua Umum PBNU, mendorong banyak inisiatif pemberdayaan masyarakat. Anak-anak muda NU diberi ruang berkreasi, baik di dalam maupun di luar struktur NU, di pesantren maupun di ruang-ruang sosial lainnya,” ujar Nyai Sinta.

Ia mencontohkan keberhasilan NU ketika menjadi mitra strategis pemerintah dalam program Keluarga Berencana (KB). Menurutnya, peran NU kala itu tidak hanya membantu kebijakan negara, tetapi juga membawa dampak nyata bagi rakyat, seperti menurunnya praktik pernikahan usia dini dan angka kematian ibu serta bayi.

Selain itu, Nyai Sinta menekankan peran NU sebagai kekuatan moral bangsa, terutama dalam memimpin gerakan lintas iman. “NU pernah menjadi pengayom berbagai kelompok agama dan organisasi, terutama pada masa Orde Baru. Tidak banyak organisasi keagamaan yang mampu memimpin gerakan lintas iman sekuat NU,” tuturnya.

Namun demikian, Nyai Sinta mengingatkan adanya tantangan serius yang dihadapi NU saat ini, yakni masih adanya jarak antara NU struktural dan NU kultural. Ia menilai, warga NU sering kali hanya dilibatkan sebagai peserta kegiatan seremonial, bukan sebagai subjek utama gerakan.

“Padahal NU akan kuat jika seluruh warganya terlibat aktif. Musyawarah Besar Warga NU ini menjadi sangat penting untuk menjembatani jarak itu,” tegasnya.

Nyai Sinta juga mengingatkan bahwa Gus Dur pernah menekankan pentingnya Musyawarah Warga NU dilakukan secara berkelanjutan, bukan hanya ketika organisasi menghadapi krisis. Forum warga, menurutnya, harus diarahkan untuk merespons persoalan riil yang dihadapi masyarakat.

Ia mencontohkan isu kekerasan dan kekerasan seksual yang semakin mendapat penolakan luas dari masyarakat. “NU perlu membahas ini secara serius, terutama jika menyangkut lembaga pendidikan di lingkungan NU, baik sekolah, madrasah, maupun pesantren,” pungkasnya.

Nyai Sinta berharap NU ke depan kembali meneguhkan jati dirinya sebagai jam’iyah yang hadir memberi solusi, menguatkan martabat manusia, dan menjadi rumah besar bagi perjuangan kemaslahatan umat dan bangsa.



ARTIKEL TERKAIT