- 25 November 2025
NAHDLIYIN.COM, Jombang – KH Mohammad Hasib Wahab Chasbullah, putra dari KH Abdul Wahab Chasbullah salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), menyerukan pentingnya islah atau rekonsiliasi untuk meredakan polemik terkait desakan agar Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, mundur dari jabatannya.
Hasib menyayangkan beredarnya risalah Syuriah PBNU kepada publik. Menurutnya, dalam tradisi NU, mekanisme pemecatan ketua umum tidak dikenal dan selama ini persoalan besar selalu diselesaikan melalui tabayyun dan musyawarah para kiai.
“Kami prihatin ada informasi yang tidak solid diterima sehingga terjadi risalah demikian. Mestinya ada tabayyun, menjelaskan semua informasi yang diduga dari pihak yang dituduh,” ujar Hasib di Jombang, Jawa Timur, Minggu (23/11) malam.
Pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas tersebut juga mengaku mendengar bahwa Ketua Umum PBNU telah bertemu dengan Rais Aam untuk memberikan penjelasan. Namun, penjelasan itu disebut belum diterima, hingga kemudian muncul risalah Syuriah PBNU yang berisi desakan pencopotan ketua umum. Hasib menekankan bahwa risalah tersebut bahkan tidak ditandatangani Katib Aam, melainkan hanya Rais Aam.
Hasib Wahab berharap perbedaan pandangan di tubuh PBNU tidak semakin melebar dan segera menemukan solusi terbaik. Ia menilai bahwa NU yang diwariskan oleh para muassis harus tetap damai, solid, dan menjadi panutan umat.
“Ke depan, insyaallah sebagai dzurriyyah, putra-putri pendiri dan cucu pendiri NU akan bermusyawarah agar bisa terwujud islah,” katanya sebagaimana dikutip Antara.
Ia menegaskan, upaya islah harus melibatkan para kiai sepuh. “Di lembaga Mustasyar NU itu masih banyak kiai sepuh. Kami ajak bersama-sama mencari solusi jika pihak-pihak yang berselisih belum bisa dipertemukan,” ujarnya.
Dengan seruan ini, Hasib Wahab berharap NU dapat kembali pada keteduhan dan kebijaksanaan para ulama, serta menjaga marwah organisasi yang telah menjadi penopang peradaban Islam Nusantara sejak didirikan.